AKHLAK
1.
Pendahuluan
Manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui tahapan-tahapan
yang menakjubkan. Setelah terciptanya manusia, Allah SWT tiupkan ruh ke dalam
tubuh manusia. Kemudian Allah SWT menetapkan empat hal kepada manusia yang
tidak ada satu pun manusia yang tau, yaitu: rezekinya; ajal atau
kematiannya; amalnya dan; celaka atau bahagianya manusia di muka bumi.
Allah
menunjuk manusia sebagai khilafah di
muka bumi untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya mengenai keesaan Allah SWT.
Selain itu, manusia ditugaskan untuk menjaga dan merawat bumi berserta isinya
dengan akhlak yang mulia. Akhlak sangat penting bagi manusia karena akan
menentukan kepribadian seseorang.
2.
Pembahasan
a.
Pengertian dan ruang
lingkup akhlak
Akhlak menurut bahasa Indonesia adalah budi pekerti
atau kelakuan.[1]
Akhlak adalah sifat atau watak yang telah ada di dalam diri manusia yang dapat
dipengarui oleh lingkungan sekitarnya. Secara kebahasaan akhlak bisa baik dan
juga bisa buruk, tergantung tata nilai yang dijadikan landasan atau tolok
ukurnya. Di Indonesia, kata akhlak selalu berkonotasi positif. Orang yang baik
sering disebut orang yang berakhlak, sementara orang yang tidak berlaku baik
disebut orang yang tidak berakhlak.
Akhlak memiliki ruang lingkup yang harus diketahui oleh
manusia yaitu, akhlak kepada Allah SWT; akhlak kepada sesama manusia dan;
akhlak kepada makhluk selain manusia. Setiap akhlak yang ditujukan memiliki
perbedaan dalam menyikapinya.
b.
Perbandingan antara
akhlak dalam Islam dengan norma, adat istiadat, dan filsafat etika
Akhlak dalam Islam berasal dari perilaku, budi pekerti,
atau watak yang telah diatur dalam al-Quran dan hadits. Norma merupakan aturan yang mengikat seseorang atau
masyarakat dalam berperilaku. Norma biasanya berasal dari kebiasaan yang telah
berulang-ulang dilakukan dan dijadikan tatanan dalam tingkah laku yang sifatnya
berlaku bagi siapa saja.
Adat istiadat adalah aturan (perbuatan dan sebagainya)
yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala.[2] Adat
istiadat suatu tempat dengan tempat yang lain akan berbeda karena aturan yang
dilakukan sejak dahulu berbeda. Etika adalah ilmu tentang asas-asas akhlak.[3] Filsafat
adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala
yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.[4] Filsafat
etika adalah ilmu tentang asas-asas akhlak yang diketahui dan diselidiki dengan
akal budi sesuai dengan fakta yang telah ada.
Perbandingan akhlak dengan norma, adat istiadat, dan
filsafat etika yaitu akhlak diatur dalam al-Quran dan hadits; norma diatur dalam tulisan maupun lisan sesuai dengan
kebiasaan; adat istiadat diatur sesuai dengan tingkah laku dan perbuatan yang
dilakukan sejak dahulu kala dan; filsafat etika diatur sesuai dengan ilmu yang
telah diketahui oleh akal budi dan fakta yang telah ada.
c.
Akhlak kepada Allah
SWT
Akhlak atau berperilaku kepada Allah SWT merupakan hal
yang paling utama dilakukan oleh manusia. Apabila manusia berakhlak tidak baik
kepada Allah SWT, maka akan berdampak pada akhlak kepada sesama manusia maupun
makhluk lainnya.
Allah SWT telah berfirman dalam Surat al-Baqarah
ayat 177 yang berbunyi:
“Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”(QS. Al-Baqarah [2] : 177)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita harus melakukan
kebajikan atau akhlak terpuji walaupun menghadapkan wajah ke arah timur dan
barat. Namun kebajikan yang benar imannya itu adalah beriman kepada Allah dan
mengimani rukun iman yang ada enam. Ayat tersebut juga menjelaskan tentang manusia
yang harus berakhlak kepada sesama manusia. kita dapat memahami dengan jelas bahwa yang
dinamakan kebajikan (al birr)
turut mencakup keimanan yang benar terhadap Allah, mengerjakan perintah-Nya
(dan tentunya meninggalkan larangan-Nya), serta berbuat kebajikan terhadap
sesama makhluk Allah.
Banyak perilaku yang dapat
dilakukan dalam berakhlak kepada Allah SWT, diantaranya adalah sebagai berikut:
i)
Meyakini keesaan Allah SWT
ii) Meyakini segala kekuasaan,
kesempurnaan, dan kemahaan Allah SWT
iii) Taat pada perintah Allah SWT
iv) Menjauhi segala larangan Allah SWT
d.
Akhlak kepada
sesama manusia
Setelah kita memiliki akhlak yang baik atau akhlak
mulia kepada Allah SWT, kita harus memiliki akhlak yang mulia kepada sesama
manusia. Apabila kita tidak memiliki akhlak yang mulia kepada sesama manusia,
kita tidak akan mendapatkan pertolongan dari sesama manusia ketika mengalami
kesusahan.
Allah SWT telah berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat
117 menjelaskan perilaku kita terhadap sesama manusia seperti: memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
(memerdekakan) hamba sahaya dan; orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji.
e.
Akhlak kepada
makhluk selain manusia
Selain berakhlak mulia kepada Allah SWT dan sesama
manusia, kita harus berakhlak mulia kepada makhluk lainnya yang ada di muk
bumi, seperti tumbuhan dan binatang. Tanpa adanya tumbuhan dan binatang,
manusia tidak dapat hidup karena tumbuhan dan binatang merupakan sumber pangan
bagi manusia.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam berperilaku
baik kepada makhluk lainnya yaitu: melakukan pemeliharaan; membuat pembaharuan;
tidak melakukan eksploitasi secara berlebihan; dan melestarikan tumbuhan dan
binatang agar tercipta keseimbangan di muka bumi.
3.
Penutup
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khilafah di muka bumi. Manusia diberi
akal pikiran agar manusia mau mencari ilmu mengenai hal-hal yang tidak
diketahuinya. Manusia diberikan akal pikiran untuk berakhlak baik kepada Allah
SWT, sesama manusia, maupun makhluk selain manusia seperti tumbuhan dan binatang.
Perbandingan akhlak dengan norma, adat istiadat, dan
filsafat etika yaitu akhlak diatur dalam al-Quran dan hadits; norma diatur dalam tulisan maupun lisan sesuai dengan
kebiasaan; adat istiadat diatur sesuai dengan tingkah laku dan perbuatan yang
dilakukan sejak dahulu kala dan; filsafat etika diatur sesuai dengan ilmu yang
telah diketahui oleh akal budi dan fakta yang telah ada.
DAFTAR
PUSTAKA
M.A., Hoetomo. 2005. Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya. Mitra Pelajar.
http://eprints.walisongo.ac.id/3996/4/073111150_bab3.pdf
http://muslim.or.id/4233-prioritas-utama-akhlaq-kepada-allah.html
[1] Hoetomo M.A., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005),
hal 24.
[2] Hoetomo M.A., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005),
hal 16.
[3] Hoetomo M.A., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005),
hal 151.
[4] Hoetomo M.A., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005),
hal 156.
0 comments:
Post a Comment